SIFAT JIWA ANAK MALUKU....ALIFURU


nama saya yohanis papilaya biasa dipanggil anis,kalau di tempat kerja biasa dipanggil ambon...alasan mengapa orang menyapa saya dengan nama ambon karena, latarbelakang saya memang berasal dari AMBON
Ambon jika diartikan maka menjadi (Allah Maha Besar Orang Nasaret).
Ambon adalah sebuah profinsi yang memiliki begitu banyaknya keragaman budaya adat dan istiadat yang berbeda-beda, disamping itu pula Ambon lebih dikenal dengan kata seribu pulau alasan yang membuat orang menyebutkan Ambon sebagai seribu pulau karena, disanalah terletak begitu banyaknya pulau-pulau kecil yang dihuni maupun juga tidak dihuni...alasan yang kongkrit untuk menguatkan kalimat tersebut adalah mungkin para peneliti telah menghitung jumlah pulau-pulau yang ada di Ambon yang mungkin saja berjumlah 1.000.


" SIFAT JIWA ANAK MALUKU / ALIFURU "

====================
=======================



Kehidupan anak-anak asli Maluku Alifuru seperti ; ALAM yang ada dibumi Maluku adalah CIPTAAN ALLAH .



POHON SAGU itulah suatu hasil yang utama bagi penduduk / rakyat Maluku . Begitu juga sifat hidup katorang anak-anak Maluku seperti POHON SAGU yang menghidupkan keturunan NUSA-INA adalah SUMBER HIDUP manusia .



POHON " S A G U " :

Daun Sagu , jika ditup angin akan mendatangkan bunyi yang keras



Batang Sagu berduri, sebelum dekat sudah takut dan kalau mendekat tertikam durinya



Dalam Batang Pohon Sagu , terdapat ISI yang PUTIH BERSIH yang dapat menghidupkan manusia ( lapia / papeda ) .



Makanya , anak-anak Maluku sebelum melihat rupanya sudah mendengar suaranya seperti angin ribut , baik itu didalam keraimaian / kesenangan ( bernyanyi ) dan keributan / perperangan itulah daun sagu ditiup angin .



Batang Sagu , bagaikan karakter / tabiat orang Maluku yang sebelum mendekat , sudah tertikam duri sagunya.

Orang Maluku terlihat hitam dan kasar seperti batang sagu yang berduri, tetapi didalamnya /isi terdapat sagu yang putih menunjukan hati yang tulus dan putih ( jujur ) setia kepada sesama manusia .



Sebab itu , hidup dan kelakuan / tabiat orang Maluku berbeda dengan semua orang yang ada didunia ini . Ada juga pohon sagu yang berada diluar Maluku , yang dinamakan sagu MOLAT yang berbatang licin serta daunnya kecil , sedangkan batang dan isinya tidak menghasilkan / mendatangkan keuntungkan dalam kehidupan suatu bangsa .



Jadi SAGU MOLAT yang berada di jawa , sumatera , sulawesi ,kalimantan , serta daerah(2) lain , itu tidak sama dengan SAGU yang berada di bumi / daratan Maluku . Sebab itu , SAGU MOLAT dan SAGU TUNI tidak bisa berdiri bersama-sama karena kedua pohon ini tidak bisa hidup bersama didalam satu DATI .



Oleh karena itu , bangsa Maluku / Alifuru harus berdiri seperti SAGU TUNI bukan seperti SAGU MOLAT .

Maka dari itu , kita tidak boleh / tidak pantas dipimpin / diperintah oleh sagu Molat( bangsa(2)lain ) , tetapi harus dipimpin oleh sagu tuni ( anak asli ) Maluku Alifuru ( ama-latu-tuni dan ina-tuni ) .



Terimalah salam kebangsaan katorang , " Mena Muria " , MAE-KUPA-MESE-MESE ANAI ALIFURU ( mari duduk tare-tare anak alifuru )

Senin, 19 Juli 2010

Senin, 19 Juli 2010

Jadi Ajang Pelecehan Seksual, Seorang Bocah Tewas

Belimbur, Puncak Pesta Adat Erau di Tenggarong

Pesta Adat Erau Pelas 7 Benua 2010 di Kota Raja Tenggarong, berakhir Minggu (18/7) kemarin.
Kegiatan selama sepekan itu ditutup dengan upacara Belimbur atau siraman. Tapi sayang, Belimbur yang diikuti ribuan warga itu malah menjadi ajang pelecehan seksual sehingga terjadi sejumlah kericuhan.
"Saya heran juga, apa begitu caranya Belimbur. Kalau mau menyiram orang, terutama perempuan yang disiram saja. Kenapa ini malah dikeroyok seperti itu, disiram beramai-ramai sambil pegang-pegang bagian tubuh orang," ungkap seorang warga asal Samarinda yang mengaku sengaja datang ke Tenggarong, untuk menyaksikan Belimbur.
Dari pantauan Sapos, sejumlah insiden berupa perkelahian nyaris terjadi di beberapa titik di Tenggarong. Dipicu kemarahan lelaki yang merasa tersinggung ketika teman wanitanya disiram sekaligus digerayangi. "Kalau seperti ini kondisinya ya parah. Apalagi air yang disiramkan ke orang lain juga bukan air bersih," tambah warga itu.
Menurut adat, semestinya Belimbur baru dimulai sekitar pukul 12.00 Wita. Pasalnya sebelum acara siraman, harus digelar sejumlah rituan adat. Berupa Ngulur Naga yang dilaksanakan di Keraton atau Museum Mulawarman sejak pukul 08.00 Wita. Dilanjutkan Beumban, Begorok dan Rangga Titi.  
Setelah Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, H Adji Mohamad Salehoedin II menerima air tuli di Rangga Titi yang diambil dari perairan di Kutai Lama, Kecamatan Anggana, baru dilakukan Belimbur.
"Itu bermakna untuk membersihkan jasmani dan rohani dari pengaruh jahat yang menyertai kehidupan. Paling tidak selama setahun terakhir," kata Sekretaris Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura, Aji Pangeran Gondo Prawiro.
Tak pelak, situasi di Tenggarong kemarin benar-benar basah kuyup. Apalagi pagi harinya, Tenggarong diguyur hujan cukup deras. Kemudian disusul gerimis berkepanjangan.
Kondisi semakin basah lantaran warga main air sampai pukul 17.00 Wita. Banyak wanita muda yang melintas dengan motor, jadi sasaran siraman brutal. Arus lalu lintas di sejumlah ruas jalan protokol juga macet total.
"Secara umum kegiatan Belimbur tadi, bisa dikatakan cukup aman. Meskipun memang ada beberapa keributan. Termasuk ada seorang anak kecil meninggal karena tertabrak mobil," ujar Kapolres Kukar AKBP Fadjar Abdillah didampingi Kasat Reskrim AKP Ade Permana.(idn)

Sabtu, 10 Juli 2010

23 Thn Hidup Serumah dgn Buaya - Tenggarong

23 Thn Hidup Serumah dgn Buaya - Tenggarong

Ini benar2 serumah dengan buaya beneran

Terjadi di Tenggarong. Keluarga bu Usai ini 23 tahun tinggal bersama seekor buaya betina yang diberi nama Setia. Ditaruhnya bukan di kandang, tetapi diruang tamu bahkan masuk ruang tidur.

Setia ditemukan mendiang suaminya, dan telah dipelihara sejak bayi. Keluarga ini telah menganggap Setia sebagai bagian dari keluarga mereka. Cucu2 ibu ini memanggil buaya yang besarnya diperkirakan 2.5 meter, dgn berat 100-150 kg dengan sebutan Mamak Setia (Ibu Setia). Menurut empunya, buaya ini akrab dgn anak-anak dan nampak cukup jinak.

Diceritakannya bahwa malam Jum'at 27 Juni 1980, mendiang suaminya Pak Kursani yang seorang nelayan Mahakam menemukan anak buaya yang terjaring dalam jalanya. Karena perasaan takut, langsung melepaskan anak buaya tsb. kembali ke sungai. "Namun dua hari kemudian, anak buaya ini kembali terjaring jala. Lokasi ditemukan sekitar 100 meter dari tempat pertama kali ditemukan.

Karena kasihan kemudian dibawanya pulang. Anak buaya betina tersebut diberi nama Setia. Sejak saat itu keluarga yg telah dikaruniai 3 orang anak tersebut menganggap Setia sebagai puteri mereka sendiri.

Jika anda berminat melihatnya, bisa mengunjunginya di Jalan Mangkuraja Gang V RT 21. kelurahan Loa Ipuh. Rumahnya ditengah rawa, dgn jembatan yg pas utk sepeda motor. Mobil parkir sekitar 400 meter ditepi jalan aspal. Jika sulit mencari lokasinya, cari saja tukang ojek dimana saja di kota Tenggarong, ajak kesana utk menunjukkan jalannya. Nggak terlalu jauh dari Musium Tenggarong.

Dirumah Ibu ini disediakan kotak amal sekedarnya utk biaya hidup si buaya yg katanya 1-2 kg ikan mas per hari. Tiap hari ada saja yg berkunjung. Dirumahnya juga dipajang foto2 pose buaya sejak beberapa saat yg lampau, yg salah satunya terlihat sedang dikelonin di tempat tidur atau dinaiki anak2. Ada juga koleksi telur buaya, rupanya buaya bertelur rutin walau tidak dibuahi macam ayam.

Di rumah sederhana yang terletak sekitar 400 meter dari Jalan Mangkuraja ini, buaya Setia ditempatkan dalam sebuah bak yang ada di ruang tamu. Terlampir beberapa foto lain disekitar lingkungan rumahnya; yg kayaknya asyik melihat anak2 bermain air, walau itu air tanah gambut yg berwarna kehitam2an.

Oh ya buaya ini bukan Salt Water Crocodile (Crocodylus porosus) nya Sangatta yg buas itu (lihat digambar yg lain). Tetapi buaya sungai yg langka; bahasa lokalnya "Buaya Sinyulong" (Tomistoma schlegelli). Cirinya adalah moncong yg panjang, khas hewan pemakan ikan.

Foto lainnya waktu kami jalan2 melihat sisi lain kota Tenggarong...
Anak2 bermain di rawa
Anak2 bermain di rawa
Jalan menuju rumah Buaya
Jalan menuju rumah Buaya
Buaya Setia
Buaya Setia
Buaya Setia
Buaya Setia
Makam Raja2 Kutai Kertanegara
Makam Raja2 Kutai Kertanegara
Tenggarong
Tenggarong
Tenggarong
Tenggarong
Tenggarong
Tenggarong
Tenggarong
Tenggarong
Tenggarong
Tenggarong
Tenggarong
Tenggarong
Jembatan Tenggarong
Jembatan Tenggarong
Salah Satu Hotel di Tenggarong
Salah Satu Hotel di Tenggarong
Sungai Mahakam
Sungai Mahakam
t6%2f76%2f410576%2f4%2f72978598.EC0AUYp2.jpg Museum Kayu, Tenggarong
Museum Kayu, Tenggarong
Museum Kayu
Museum Kayu
Jalan Baru menuju Samarinda
Jalan Baru menuju Samarinda
Jalan Baru menuju Samarinda
Jalan Baru menuju Samarinda
dermaga Tenggarong
dermaga Tenggarong
kapal ke pedalaman sedang sandar
kapal ke pedalaman sedang sandar
perumahan di bantaran anak sungai
perumahan di bantaran anak sungai
ditepi mahakam
ditepi mahakam
resort di tengah sungai Mahakam
resort di tengah sungai Mahakam
singgasana raja2 - Museum Tenggarong
singgasana raja2 - Museum Tenggarong
Peraduan Raja - Museum Tenggarong
Peraduan Raja - Museum Tenggarong

Kamis, 08 Juli 2010

CERITA RAKYAT

Tanjung Marthafonz

Ada satu Desa di jazirah Baguala namanya Desa Poka, biasanya disebut Desa Poka-Rumah Tiga. Dulu di Desa ini tinggal satu keluarga yang sangat sederhana namun mereka hidup bahagia.
Kepala keluarga bernama Bapak Bram. Beliau bekerja sebagai petani dan biasanya mendayung perahu membawa penumpang dari Poka-Rumah Tiga ke Galala pulang pergi, sedangkan istrinya bernama Ibu Mina. Ibu Mina adalah wanita yang cantik, rajin dan bekerja membantu Bapak Bram menambah penghasilan keluarga yaitu dengan cara bakar sagu untuk dijual.

Bapak Bram dan Ibu Mina mempunyai seorang anak perempuan yang sangat cantik, saat itu berusia 16 tahun. Anak itu bernama Martha, berkulit hitam, rambutnya ikal panjang terurai hingga betis.
Setiap sore sehabis Ibu Mina membakar sagu, biasanya Martha berjalan menjual sagu kepada orang-orang disekitar Desa Poka. Dia selalu memakai baju cele merah muda (baju adat wanita Ambon), dengan rambut yang dikonde, dan sagu ditaruh diatas baki. Martha berjalan menjualnya dengan cara menaruh sagu di atas kepala.
Martha berjalan keluar masuk lorong-lorong sambil berteriak………. Sagu, tante beli sagu. Sagu…. Sagu… mau beli atau tidak.

Martha biasanya menjual sagu lewat di depan asrama tentara Portugis. Tempatnya tidak jauh dari tempat Ferry sekarang.
Suatu sore ketika Martha berjalan menjual sagu di depan asrama tentara Portugis, seperti biasanya Martha berteriak sagu…. Sagu… beli sagu…. Martha terkejut karena di depan berdiri seorang laki-laki gagah…… tentara Portugis.

Tentara itu melihat kearah Martha dan di dalam hatinya wanita ini cantik sekali.
Hari berganti hari, bulan berganti bulan, Martha tetap tekun dengan pekerjaannya menjual sagu.
Suatu hari seperti biasanya Martha berjalan menjual sagu lewat depan asrama tentara Portugis sambil berteriak… sagu… sagu…. Martha sangat terkejut karena tiba-tiba terdengar suara dari dalam asrama… “sagu…. sagu… sagu… sini!!” Martha cepat-cepat menghampiri suara tadi, tetapi Martha sangat takut karena dia harus masuk ke dalam asrama.. lelaki itu mengulurkan tangannya kearah Martha. Dalam hati Martha,, oh… dia ingin berkenalan. “saya Alfonso, nona siapa??” …saya Martha… wah!! Kamu cantik sekali Martha… jantung Martha berdebar-debar. Karena tidak tahan Martha bertanya, tuan panggil saya mau beli sagu kan..?? tapi kenapa tuan tidak membelinya?? …saya ingin pergi… ”ya nona Martha sagunya saya beli semuanya ya...”

Martha menjawab…. Iya.. iya.. setelah tuan itu membayar Martha langsung mengucapkan terima kasih dan pamit pulang. Tentara itu berkata : “ya nona Martha besok datang lagi ya..”
Sambil menjawab iya… iya… Martha setengah lari cepat-cepat meninggalkan asrama tentara itu.
Alfonzo adalah komandan tentara Portugis yang bertugas di Ambon. Portugis menjajah Indonesia dari tahun 1569-1571.

Ketika tiba di rumah Ibu Mina telah berdiri di depan pintu menunggu Martha dengan senang hati karena Ibu Mina melihat baki telah kosong, sagu habis terjual……
Ibu Mina kaget ketika melihat wajah Martha yang sangat pucat, Ibu Mina mengelus bahu Martha, sambil bertanya “Martha.. ada apa denganmu, nak?? Katakan pada Ibu apa yang terjadi??” Begini bu.. tadi sewaktu saya berjualan sagu di depan asrama tentara Portugis, ada seorang tentara yang memanggil saya katanya mau mebeli sagu. Setelah saya menghampiri tentara itu dia tidak langsung mengambil sagu, tetapi dia malah mengulurkan tangannya untuk berkenalan dengan saya. Ibu Mina menjawab “terus.... siapa namanya??” namanya Alfonzo bu… Ibu, dia sangat baik hati… semua sagu yang saya jual tadi dibelinya. “ohh… itukan Cuma kenalan saja” kata Ibu Mina.

Beberapa hari kemudian Martha menjual sagu. seperti biasa dia lewat di depan asrama sambil berteriak sagu… sagu… beli sagu atau tidak… eh,, Martha kaget.. dia tidak menyangka kalau yang berdiri di depannya adalah Alfonzo. Martha hendak berlari meninggalkan Alfonzo namun tentara itu telah memegang baki sagu.
Alfonzo membawa masuk Martha ke dalam asrama dimana dia tinggal. Martha berkata “jangan tuan… saya takut”, Alfonso menjawab “jangan takut Martha, saya akan bayar semua sagu yang kamu jual”.

Kemudia Alfonzo berkata, “Martha saya ingin bersahabat dengan kamu, maukah kamu bersahabat dengan saya?...
“Boleh tuan… boleh…” jawab Martha sambil menganggukan kepalanya. Bulan berganti bulan, tahun berganti tahun. Martha sekarang berumur 17 tahun. Martha dengan Alfonzo semakin dekat layaknya sepasang kekasih…. Mereka berdua diam-diam telah bertunangan, Bapak Bram dan Ibu Mina sudah mengetahui hubungan mereka.
Bapak Bram tidak menyetujui Martha bertunangan dengan Alfonzo. Tetapi Alfonzo tetap berani untuk datang ke rumah dan meminta kepada Bapak Bram dan Ibu Mina agar dia dapat menikahi Martha anak mereka. Bapak Bram berkata kepada Alfonzo “sabar.. Martha masih muda tunggu sampai Martha berumur 19 tahun”.

Alfonzo tetap sabar menanti Martha. Martha tetap berjualan sagu seperti biasanya, sampai di asrama Alfonzo memanggil Martha kemudian Alfonzo membeli semua sagu yang Martha jual agar mereka berdua dapat duduk bercerita tanpa Martha harus berjalan berkeliling menjual sagu. Sambil bercerita Martha tetap memperhatikan jam seperti biasa dia pulang berjualan, agar tidak terlambat sampai di rumah. Suatu hari ada kabar dari Batavia tepat tahun 1571, Portugis ditarik mundur.

Cita-cita tinggal cita-cita tetapi nasib berkata lain tentara Portugis dari Ambon harus ke Batavia. Kapal perang Portugis sudah berlabuh di pantai Poka tempat Ferry sekarang ini.
Perpisahan harus terjadi antara Martha dengan Alfonzo. Mereka berdua berdiri berpelukan. Martha manangis terseduh-seduh. Sambil memeluk Martha, Alfonzo berkata “sabar ya...tunggu saya Martha, saya akan kembali menjemputmu sebagai istri saya.......... Tunggu saya kembali di Ambon ya Martha“ Martha hanya bisa mengangguk-anggukan kepalanya.

Pasukan tentara satu demi satu naik ke kapal. Sekali lagi Alfonzo memeluk Martha... kemudian Alfonzo naik ke kapal, dia naik paling akhir karena Alfonzo adalah komandan pelaton.
Sampai di atas kapal Alfonzo berteriak “Martha tunggu saya ya”. Setelah Martha mendengar tanda Kapal akan segera berangkat Martha mengambil sapu tangan putih kemudian melambai-lambaikannya sambil berteriak ...Alfonzo....Alfonzo.....Alfonzo....Martha tidak tahan lagi sambil manangis Martha meloncat ke dalam laut lalu berenang. Alfonzo melihat Martha meloncat ke laut Alfonzo pun mengikutinya.
Kabar itu sampai kepada Bapak Bram. Bapak Bram dan Ibu Mina menunggu di tepi pantai berharap anaknya akan segera kembali namun harapan mereka sia-sia.

Bapa Bram memanggil orang-orang untuk mencari Martha dengan mendayung perahu. Tapi sia-sia belaka kedua kekasih itu hilang di dalam laut sampai saat ini. Tempat mereka berdua tenggelam namanya dikenal dengan nama “Tanjung Marthafonz” gabungan dari nama dua kekasih Martha dan alfonzo.

CERITA RAKYAT

Bulu Pamali 

Pada zaman dulu ada seorang lelaki yang pekerjaanya mencari kayu bakar di hutan. Suatu ketika dengan menggunakan perahu ia tiba di pantai Latuhalat. Tepatnya di ujung tanjung Latuhalat, Dusun Waimahu kemudian ia berjalan mendaki bukit, menuruni lembah naik dan sampailah ia di puncak gunung lalu ia mencari kayu-kayu di situ. Ketika matahari mulai terbenam lalu ia beristirahat, ia hendak menuruni lembah menuju ke pantai. Tetapi hari sudah malam, maka ia menggambil keputusan untuk bermalam di situ.

Kemudian ia melihat-lihat dan matanya tertuju disuatu tempat yang sangat bersih. Malam itu bulan purnama cahayanya terang-menerang menerangi tempat itu. Ia hendak tidur tetapi ia belum dapat memejamkan mata, ia diganggu binatang-binatang kecil antara lain, agas, nyamuk dan ular. Tiba-tiba seekor ular datang menelanya kemudian memuntahkanya kembali tiba-tiba bunyi gemuruh seakan-akan membelah bumi ini, ia menjadi takut dan merinding bulu romanya.

Saat itu pula berdirilah seorang bapak tua, yang tinggi dan berbadan besar. Dan ia sempat menoleh kebelakang ia melihat hanya satu mata pohon bulu tumbuh di tempat itu. Dengan kemarahanya bapak tua itu bertanya ”Hai anak muda, siapa namamu dan dari mana asalmu?” Lelaki itu menjawab, Saya bernama Yongker, asal dari manipa dan tinggal di benteng. Bapak tua itu kembali bertanya, mengapa kamu memasuki petuananku dan merusak hutan-hutan yang ada di daerahku? Maka dengan takut dan gemetar Yongker bersembah sujud didepan bapak tua, dan bertanya ”Bapak ampunilah dan kasihilah saya, saya ini tak beribu, tak berayah, pekerjaanku sehari-hari mencari kayu di hutan, dijual demi kebutuhan hidup saya.

Maka terkeraklah hati pak tua, dengan penuh kasih sayang ia bertanya apa yang kamu mau? Yongker menjawab; apa saja yang bapak berikan saya menerimanya. Maka tiba-tiba bapak tua itu mengambil sepotong bulu kemudian menikam Yongker dari ujung kepala sampai ke ujung kaki dan bulu itu di cabut kembali, saat itu mendapat kekuatan baru karena sudah di bekali dengan ilmu kekebalan tubuh dari pak tua, untuk menjaga diri dari binatang-binatang buas, dan orang-orang jahat.
Tiba-tiba ia menoleh ke belakang ia melihat satu pohon mata bulu berdiri tegak dan tujuh helai daun bulu itu terlepas dari tangkainya. Tetapi daun itu tidak jatuh di bawah pohon bulu itu namun ditiup angin dan tujuh helai daun itu bertebrangan dan jatuh di tengah-tengah laut dan tiba-tiba daun-daun itu berubah menjadi tujuh buah pulau kecil, yang kini disebut orang pulau tujuh. Tiba-tiba pohon bulu itu hilang bersamaan dengan menghilangnya bapak tua itu.

Dengan demikian tempat dimana Yongker beristirahat tetap bersih sampai saat ini. Penduduk desa Latuhalat khususnya dusun Waimahu menganggap tempat ini tempat yang keramat, dan pohon bulu itu di kenal dengan nama ”Bulu Pamali’’. Karena tumbuh dan hilangnya mata bulu itu secara misterius. Mata bulu itu dapat muncul sewakru-waktu dan dapat dilihat oleh orang-orang tertentu yaitu orang-orang yang mempunyai petuanan di situ. Inilah kisah tentang ”Bulu Pamali’’. Dari cerita ini saya mau bilang untuk kita semua bahwa bambu atau bulu mempunyai banyak kegunaan antara lain;
  1. Bagi penduduk Latuhalat mereka mengelola bambu menjadi bubu sebagai alat penangkap ikan
  2. Bambu yang masih muda dapat dijadikan tali alami.
  3. Bambu dapat dijadikan alat musik tradisional.
  4. Tunas bambu atau dikenal dengan nama rebung dapat di jadikan sayur.
Saya juga ingin pesankan kepada kita semua
  • Jangan kita memasuki petuanan orang lain tanpa seizin yang empunya.
Marilah kita menjaga dan melestarikan hutan dan lingkungan sekitar agar tetap aman, sehat, rapih, dan indah, atau dikenal dengan sebutan ASRI.
klim dan Topografi Wilayah


Ditulis oleh Administrator   
Minggu, 20 September 2009 20:15
 
Iklim dan Topografi Wilayah

Topografi

Terdiri dari gunung-gunung, pulau-pulau yang memanjang dari Barat ke Timur dan dari Utara ke Selatan sepanjang 1150 Km.

Iklim dan Klasifikasi

Daerah Maluku mengenal 2 musim yakni : musim barat atau utara dan tenggara dan timur yang di selingi oleh dua macam pancaroba yang merupakan transisi kedua musim tersebut.
Musim barat di Maluku berlangsung dari bulan Desember sampai bulan Maret, sedangkan bulan April adalah masa transisi ke musim tenggara. Musim tenggara berlaku rata-rata 6 bulan berawal dari bulan Mei dan berakhir pada bulan Oktober. Masa transisi ke musim barat adalah pada bulan November.
Keadaan musim tidak homogen dalam arti setiap musim berlaku di daerah ini memberikan pengaruh yang berbeda-beda pada daratan maupun lautannya.
Temperatur rata-rata 26,2 C (di Maluku Tenggara terutama pada musim hujan).
Klasifikasi
a. Berdasarkan klasifikasi Koppen, iklim di Maluku tergolong type Alpa, dan hanya sebagian kecil yang tergolong type Ae, seperti daerah-daerah Obi, Tual dan Dobo.
b. Berdasarkan klasifikasi Schmid Fergusen, iklim di Maluku tergolong type A dan B dan hanya sebagian kecil saja tergolong type C seperti Daerah Tual ( Maluku Tenggara ).
Keadaan curah hujan di Maluku dapat dibagi 4 katagori :
a. Curah Hujan di Maluku 1.000 mm/thn. Terjadi di pulau Wetar dan sekitarnya.
b. Curah hujan antara 1.000 ? 2.000 mm / thn, terjadi di pulau babar, Tanibar, Aru dan sebagian pulau Buru, kepulauan Sula, Bacan dan sekitar Tobelo.
c. Curah hujan antara 2.000 ? 3.000 mm / thn. Terjadi di pulau Seram, Gorom, Obi, Morotai dan Kei Kecil.
d. Curah hujan lebih dari 3.000 mm / thn terdapat dipulau Lease, pulau Kei kecil, P.Ambon dan Kao.
- Curah hujan tertinggi terdapat di gunung Darlisa (di pulau Seram bagian barat ) sebesar 3.384 mm / tahun.
- Curah hujan terendah terdapat di Tiwakr (pulau Wetar) sebesar 991 mm / tahun.

DEMOGRAFI WILAYAH

Demografi Wilayah


Ditulis oleh Administrator   
Minggu, 11 Oktober 2009 08:12    

Demografi Wilayah
Propinsi Maluku terdiri dari ribuan pulau-pulau kecil. Ibu kotanya adalah Ambon. Propinsi ini disebut juga dengan "Kepulauan rempah-rempah" karena propinsi ini merupakan penghasil cengkeh dan pala. Penduduk asli Propinsi Maluku adalah orang Ambon. Banyak pula orang-orang dari daerah lainnya yang menetap di Maluku, misalnya orang Jawa dan orang Bugis yang datang ke sana sebagai pedagang.
Beberapa tahun yang lalu Propinsi Maluku dibagi menjadi dua, yaitu Propinsi Maluku Utara dan Propinsi Maluku Selatan.
Hasil Sensus tahun 2000 jumlah penduduk Propinsi Maluku sebanyak 1.200.000 jiwa .Sebagian besar penduduk daerah ini berdiam di wilayah pedesaan pada tahun 1995 : 75,43 %, umumnya terletak di pesisir pantai sedangkan yang berdiam di daerah perkotaan sekitar 24,57 %.
Penyebaran penduduk tidak merata, dimana konsentrasi penduduk pada umumnya di pulau-pulau kecil seperti Ambon, Kepulauan Lease, Kei Kecil dan sebagian pulau sedang dan besar dapat dikatakan jarang penduduknya.

Sumber : BKKBN Prov. Maluku

Sumber : BPS. Prov. Maluku

LETAK GEOGRAFIS

Letak Geografis

Provinsi Maluku merupakan daerah kepulauan yang terdiri dari 632 pulau besar dan kecil. Pulau terbesar adalah Pulau Seram (18.625 Km2) disusul Pulau Buru (9.000 Km2), pulau Yamdena (5.085 Km2) dan Pulau Wetar (3.624 Km2).
Pulau-pulau di daerah ini dapat digolongkan atas dua bagian utama yaitu pulau vulkanis dan pulau karang yang terjadi dari pertemuan anatara system orogenetik dan lingkar pasifik dengan system orogenetik sunda. Di pulau-pulau ini terdapat empat gunung , 11 danau dan 113 sungai besar dan kecil, sekitar 83% desa di provinsi ini berada pada ketinggian 0-100m dari permukaan laut.
Iklim yang terdapat di kepulauan maluku adalah iklim Tropis dan iklim Muzon, karena Daerah maluku merupakan daerah kepulauan dan dikelilingi oleh lautan yang luas. Dengan demikian iklim di daerah ini sangat dipengaruhi oleh lautan yang luas dan berlangsung seirama dengan iklim musim yang terdapat di sini.

Batas Wilayah

Propinsi Maluku dengan Ibukota Ambon, terletak diantara 3? Lintang Utara 8.30? Lintang Selatan dan 125? - 135? Bujur Timur dengan batasan sebagai berikut :
 di sebelah utara berbatasan dengan Provinsi Maluku Utara
 di sebelah selatan berbatasan dengan Negara Tilor Leste dan Australia
 di sebelah barat berbatasan dengan Prpvinsi Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah
 di sebelah timur berbatasan dengan Propinsi Irian Jaya

Luas Wilayah
 
1. Luas Wilayah : 712.479,69 km?.
2. Luas daratan : 54.185km?.
3. Luas lautan : 658.294,69km?.
4. Perbandingan: 1 : 9
Daratan propinsi Maluku seluas 85.728 km2 atau 8.572.800 Ha terdiri dari 3 bagian yakni :
Tanah datar seluas : 1.251.630 Ha (14,6%)
Tanah berombak seluas : 2.417.530 Ha (28,2%)
Tanah bukit dan pegunungan : 4.903.640 Ha (57,2%)
Tanah dataran tinggi hampir tidak ada. Pegunungan merupakan sebuah punggung yang membentang ditengah-tengah pulau membentuk deretan gunung dengan ketinggian tertinggi 3.055 m.